Antre dong! – Sakit Dulu, Pakai BPJS Kemudian

Saya punya tiga pengalaman yang akan saya ceritakan dalam seri “Antre dong!”. Kejadian ini saya alami berturut-turut dalam seminggu terakhir sehingga saya gemas kalau tidak menuliskannya. Saya tidak bermaksud menjelekkan pihak manapun, hanya ingin berbagi pengalaman yang kurang menyenangkan.

Ceritanya saya mau mendaftar BPJS karena bulan lalu harus bolak-balik ke Rumah Sakit dengan biaya yang lumayan menghabiskan jatah pelesir (hahaha). Sebagai manusia modern, hal pertama yang saya lakukan pastinya mencari informasi melalui internet. Yes! Bisa daftar online. Saya paling malas kalau harus mengurus dokumen-dokumen yang prosesnya rumit. Pendaftaran online tentunya sangat membantu dan menghemat waktu.

Tapi sayang sungguh sayang, saya tidak bisa mendaftat melalui situs BPJS dengan keterangan: sudah terdaftar. Faktanya, saya tidak punya BPJS. Ternyata saya tercatat memiliki BPJS karena tahun 2014 pernah didaftarkan oleh kantor lama, tapi lalu akunnya ditutup seiring pengunduran diri saya dari kantor tersebut. Alhasil, saya harus mengurus langsung ke kantor BPJS. Singkat cerita, setelah dua kali bolak-balik karena syarat tidak lengkap, saya mengantre untuk mendaftar BPJS baru. 

Sungguh bukan main persoalan mengantre ini.Butuh kesabaran dan kewarasan untuk bisa bertahan berdiri dalam antrean yang super panjang. Belum lagi, tempat pendaftaran yang seperti garasi beratap rendah menjadikannya panas dan pengap dengan puluhan bahkan ratusan orang di dalamnya. Kondisi yang seperti ini sih orang sakit bisa makin sakit sebelum mendapat layanan kesehatan. 

Antrean di BPJS Bogor

Memang sih, ada beberapa baris kursi disediakan di bagian depan. Tetapi untuk bisa duduk di kursi tersebut, tetap harus berdiri mengantre lama. Sedangkan di antara para pengantre yang berdiri itu ada ibu menggendong anaknya dan ada orang tua yang kelelahan menunggu giliran. Bagi orang yang sakit pinggang seperti saya, berdiri lama itu sungguh penyiksaan yang membuat keringat dingin. Saya nyaris pingsan menahan sakit. Apakah tidak bisa membuat sistem yang lebih mudah? Sehingga masyarakat tidak tersiksa dan petugas BPJS pun tidak tersiksa karena harus menghadapi ratusan orang setiap hari.

Meskipun terdapat layanan pendaftaran online, tetap saja banyak orang yang akhirnya harus datang langsung ke kantor BPJS, seperti kasus saya misalnya. Orang-orang dari desa yang sinyal internet saja tidak masuk atau yang gagap teknologi, juga mau tidak mau harus rela mengantre. Belum lagi, informasi yang kurang jelas membuat tidak sedikit orang harus balik lagi karena persyaratan kurang lengkap padahal sudah mengantre lama. Sungguh tidak tega menyaksikan mereka mengalaminya.

Seharusnya di setiap desa terdapat petugas untuk membantu pendaftaran online dan urusan BPJS lainnya sehingga masyarakat tidak perlu menempuh perjalanan jauh, bolos kerja, atau menahan sakit untuk mengantre berjam-jam mengurus BPJS.

Atau sudah ada tapi saya tidak tahu ya? Eh tapi itu artinya (lagi-lagi) informasi kurang jelas dan tidak sampai ke seluruh masyarakat sih. 

 

2 Comments

  1. Coba sarannya masukan ke BPJS langsung mba, saya sendiri ngga terdaftar di BPJS karena iya itu antriannya …. Pernah juga mau daftar online tpi ga bsa.

Leave a comment